Selasa, 14 Februari 2012

Kisah Tukang Sampah Indonesia di TV

Inggris LONDON, KOMPAS.com--Laporan
mengenai kisah tukang sampah
Jakarta yang disebut sebagai kota
dengan pertumbuhan kota yang
cukup pesat di dunia ditayangkan
stasiun televisi Inggris BBC2, Minggu malam. Laporan wartawan BBC London
berjudul "Toughest Place to be a
binman," membandingkan tukang
sampah di London dan Jakarta menarik
perhatian masyarakat Indonesia tidak
saja di Inggris tetapi juga di Brussel,dan Amerika Serikat yang bisa
menyaksikan tayangan tersebut
melalui BBC Iplayer. Selama satu jam laporan mengenai
kisah Imam, tukang sampah di Jakarta
yang bekerja mengumpulkan sampah
setiap harinya dengan gerobaknya
sementara diawal tayangan, tukang
sampah dari Inggris Wilbur Ramirez mengunakan truk dan bekerja dengan
dua rekannya. Dalam laporan mendalamnya itu, BBC
London membandingkan bagaimana
kerja tukang sampah yang dikenal
dengan binman di Inggris dengan
tukang sampah di Jakarta yang sangat
jauh berbeda dilihat dari berbagai segi bahkan kesehatan dan keselamatan. Bahkan Wilbur Ramirez, ayah dua anak
itu pun hidup bersama Imam dan
keluarganya di perkampungan miskin
ditengah tengah kehidupan kota
Jakarta yang kaya dan sangat timpang
antara yang kaya dan miskin. Wilbur Ramirez, selama 10 hari,
mengikuti Imam bekerja
mengumpulkan sampah di kota yang
disebutkan sebagai kota yang padat
penduduk dan sampah menjadi
masalah besar. "Kamu bekerja dengan siapa saja," tanya London binman
Wilbur Ramirez kepada Imam yang
dijawab ia bekerja sendiri
mengumpulkan sampah dari rumah ke
rumah. Menangis Melihat kehidupan Iman, ternyata
Wilbur seringkali merasa terharu dan
bahkan meneteskan air mata, mana
mungkin dengan gaji yang tidak
seberapa Imam dapat hidup bersama
anak dan istrinya meskipun mereka sama-sama bekerja sebagai tukang
sampah selama lima tahun. Zulindatando Berry Natalegawa
menulis di laman facebook nya menulis
"sediiiiiih banget liat acara di BBC 2 di
London hari ini acara seorang bin man
London ke Jakarta berbagi
pengalaman". "Sangat memalukan sekali kota Jakarta
ternyata sangat kotor dan masih
terbelakang sekali cara kerjanya," ujar
istri Berry Natalegawa, kakak Menlu
Marty Natalegawa. Menurut Linda, demikian Zulindatando
Berry Natalegawa, biasa disapa
seharusnya para pejabat malu
menyaksikan acara yang menjadi
perhatian masyarakat di Inggris. "Apa
enggak malu? malah wakil rakyat seenak enaknya ambil uang rakyat apa
lagi pemimpin Negara yang tidak
peduli sangat memalukan, semoga
Allah bukakan mata dan telinga para
pemimpin negara ini," ujar Linda yang
bekerja di Kedutaan Besar Brunei Darussalam di London dan merekam
program tersebut dan akan membawa
ke Jakarta. Dalam laporannya disebutkan Wilbur
pun ikut mengumpulkan sampah dan
bahkan menjajal melakukannya
seorang diri dari rumah ke rumah.
"Sampah........," teriak ayah dua anak
yang istrinya tidak merasa malu kalau suaminya menjadi tukang sampah. Wilbur pun tidak dapat membendung
air matanya ketika berkisah bagaimana
kehidupan Iman dengan keluarganya
yang tidak tersentuh oleh pelayanan
kesehatan. Dari dunia kesehatan dan keselamatan
sadar pengelolaan limbah Inggris,
Wilbur pun merasa takjub bagaimana
sampah yang menumpuk di
Bantargerbang dan dikerumuni oleh
para pemulung tanpa memperhatikan kesehatan dan keselamatan mereka.
"Nangis aku nontonnya.....bukan
nangisin tukang sampah Inggris, tetapi
rakyat kita yang kerja mengais-ngais
sampah," ujar Yanti Hitalessy. Laporan dari BBC itu pun menjadi
bahan diskusi di laman facebook yang
antara lain disebut oleh Lies Parish
meskipun sama berprofesi sebagai
tukang sampah atau binmen namun
pekerjaan dan kehidupan mereka sungguh jauh berbeda. Bahkan London binmen pun sampai
menangis menyaksikan bagaimana
tukang sampah di Jakarta, ujar Lies
Parish yang lebih dari 14 tahun
menetap di Inggris. Hamiyah Panama, ibu Amelie yang
pernah menetap di Inggris dan kini
tinggal di Brussel yang juga
menyaksikan tayangan tersebut
mengakui bahwa acara benar-benar
kontras kehidupan di sana, miris. Begitupun yang ditulis Tjatri Dwimunali
yang tinggal di Bristol menulis tukang
sampah di Inggris yang ikut bekerja
sebagai tukang sampah di Jakarta pun
merasa prihatin akan nasib tukang
sampah di Jakarta, dan bahkan sering menangis melihat keadaan tukang
sampah di Jakarta. Diakhir laporan Wilbur yang tidak
dapat membayangkan perjalanan
kehidupan Imam dengan gaji yang
tidak seberapa itu menemukan
kehidupan Imam yang mendominasi,
dan ketidakberdayaannya untuk mengubah keadaannya. Pada akhirnya setelah Wilbur berbicara
dengan ketua RT yang minta agar
Imam mendapat kenaikan gaji pun
dapat dikabulkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar