Selasa, 18 Agustus 2020

REFLEKSI PEMBELAJARAN KONSEP DASAR ILMU PENDIDIK

 

Tidak ada satupun kegiatan manusia di dunia ini yang lepas dari aktivitas pendidikan, apakah itu pendidikan informal, formal dan nonformal. Dengan kata lain pendidikan itu mencakup seluruh asfek kehidupan sejak manusia pertama (Adam-Hawa) hingga manusia modern sekarang ini. Sejakan anak manusia dilahirkan hingga ke liang lahat (meninggal) semuanya membutuhkasn pendidikan, sekalipun mungkin bukan pendidikan formal tetapi tetap saja dibutuhkan pendidikan informal dan nonformal itu.  Manifestasi kegiatan pendidikan itu dapat dilihat melalui kegiatan antara lain seperti kegiatan ekonomi, social, politik, hukum, pertanian, dan lain sebagainya yang menyangkut segenap asfek kehidjupan manusia. Jabatan apakah yang dapat disandang, atau dilakoni oleh seseorang  manusia tanpa melalui pendidikan? Hal ini membuktikan bahwa betapa pentingnya mempelajari ilmu pendidikan agar pendidikan itu tidak salah arah.

Berbicara tentang pengertian ilmu pendidikan tidak terlepas dari dua kata yang dipadukan yaitu ilmu dan pendidikanilmu adalah Pengetahuan tentang sesuatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala tertentu di bidang (pengetahuan) tertentu.

Untuk mengetahui kebutuhan anak, guru harus mempelajari ilmu yang berkaitan dengan anak-anak. Tujuannnya adalah agar guru dapat memberikan pelajaran yang sesuai dengan minat anak. Jadi, yang menjadi titik pangkal adalah anak.

Oleh kerena itu, seorang guru memiliki tiga tugas utama:

Guru menyediakan pengalaman belajar yang memungkinkan siswa menyusun rancangan belajar. Seorang guru memungkinkan siswanya untuk menjalankan proses belajar atau membentuk pengertiannya sendiri. Yang perlu diperhatikan di sini adalah guru menyediakan pengalaman belajar bagi siswa itu sendiri. Mengajar dalam bentuk ceramah bukanlah menjadi tugas utama seorang guru.

Guru memberikan kegiatan-kegiatan yang membangkitkan rasa ingin tahu siswa dan membantu siswa untuk mengekspresikan gagasan-gagasannya atau mengkomunikasikan ide ilamiah mereka. Dengan kata lain, guru memberi semangat kepada siswa untuk berpikir, mencari pengalaman baru. Bahkan guru perlu memberikan pengalaman konflik. Pengalaman konflik yang dimaksudkan yakni pemaparan mengenai sebuah kasus atau persoalan yang perlu dipecahkan sendiri oleh siswa tersebut. Guru harus menyemangati siswa.

Guru memonitor atau mengevaluasi apakah proses berpikir siswa dan cara mengekspresikan pikiran berhasil atau tidak. Guru mempertanyakan apakah pengetahuan siswa cukup untuk memecahkan persoalan-persoalan yang akan dihadapi. Sangatlah penting bahwa seorang guru tidak pernah mengatakan bahwa pandangannya merupakan kebenaran tunggal. Selalu terbuka kemungkinan terhadap perembangan baru. Guru yang baik seharusnya tidak mengajukan solusi yang tunggal tanpa argumen terhadap satu persoalan. Artinya menawarkan jawaban tetapi siswa diminta untuk menemukan jawaban-jawaban alternatif.

Mengajar bukan dimaksudkan memindahkan  (mentransfer) pengetahuan dari guru kepada siswa. Mengajar merupakan kegiatan membantu siswa untuk mengembangkan pemikirannya sendiri. Mengajar merupakan bentuk pastisipasi guru dalam proses membentuk pengertian siswa. Dengan kata lain, aktivitas mengajar merupakan suatu bentuk dari proses belajar. Mengajar yang baik hanya menjadi mungkin kalau si pengajar berpikir dengan baik. Berpikir yang baik merupakan syarat mutlak yakni mempunyai pengertian yang jernih dan susunan pengertian yang teratur. Belajar dalam pengertian ini dimasudkan sebagai usaha seseorang untuk berpikir secara konstruktif. Proses berpikir jauh lebih penting dari pada sekedar berusaha untuk mendapatkan jawaban. Siswa dibantu untuk berpikir, siswa berusaha untuk mencari jawaban sendiri.

* Tidak untuk di copy paste, Hanya dijadikan referensi untuk kalian guru-guru hebat & Guru Profesional... Thank You, Sukma Sukardi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar