Rabu, 30 Januari 2013

MODEL PEMBELAJARAN VCT

SUKMA SUKARDI
104904021
PGPAUD (A)
1.      Kebebasan Memilih, Pada tingkat ini terdapat 3 tahap, yaitu:
a.       Memilih secara bebas, artinya kesempatan untuk menentukan pilihan yang menurutnya baik. Nilai yang dipaksakan tidak akan menjadi miliknya secara penuh.
b.      Memilih dari beberapa alternatif. Artinya, untuk menentukan pilihan dari beberapa alternatif pilihan secara bebas.
c.       Memilih setelah dilakukan analisis pertimbangan konsekuensi yang akan timbul sebagai akibat pilihannya.
2.      Menghargai, Terdiri atas 2 tahap pembelajaran, yaitu;
a.       Adanya perasaan senang dan bangga dengan nilai yang menjadi pilihannya, sehingga nilai tersebut akan menjadi bagian dari dirinya.
b.      Menegaskan nilai yang sudah menjadi bagian integral dalam dirinya di depan umum. Artinya, bila kita menggagap nilai itu suatu pilihan, maka kita akan berani dengan penuh kesadaran untuk menunjukkannya di depan orang lain.
3.      Berbuat, Pada tahap ini, terdiri atas 2 tahap, yaitu
a.       Kemauan dan kemampuan untuk mencoba melaksanakannya.
b.      Mengulangi perilaku sesuai dengan nilai pilihannya. Artinya, nilai yang menjadi pilihan itu harus tercermin dalam kehidupannya sehari-hari.
Prinsip reaksi model pembelajaran VCT
            Prinsip reaksi berkaitan dengan pola kegiatan yang menggambarkan bagaimana seharusnya guru memberikan respon terhadap siswa. Prinsip reaksi dalam model pembelajaran VCT adalah sebagai berikut.
1.      Guru sebagai pembimbing dalam pembelajaran.
2.      Guru memberikan fasilitas agar proses pembelajaran berlangsung optimal.
c. Sistem sosial model pembelajaran VCT
Sistem sosial adalah pola hubungan guru dengan siswa pada saat terjadinya proses pembelajaran. Sistem sosial pada model pembelajaran VCT adalah sebagai berikut.
1.      Kegiatan kelas berorientasi pada pemecahan masalah.
2.      Guru dan siswa mengenal dan menganalisis masalah secara rinci.
3.      Peranan guru dan siswa sederajat, walaupun dalam hal ini berbeda peran.
VCT menekankan bagaimana sebenarnya seseorang membangun nilai yang menurut anggapannya baik, yang pada gilirannya nilai-nilai tersebut akan mewarnai perilakunya dalam kehidupan sehai-hari di masyarakat. Dalam praktik pembelajaran, VCT dikembangkan melalui proses dialog antara guru dan siswa. Proses tersebut hendaknya berlangsung dalam suasana santai dan terbuka, Sehingga setiap siswa dapat mengungkapkan secara bebas perasaannya. Sehingga setiap siswa dapat mengungkapkan secara bebas perasaannya. Beberapa hal yang harus diperhatikan guru dalam mengimplementasikan VCT melalui proses dialog , yaitu sebagai berikut.
1. Hindari penyampaian pesan melalui proses pemberian nasihat, yaitu memberikan pesan-pesan moral yang menurut guru dianggap baik.
2. Jangan memaksa siswa untuk memberi respons tertentu apabila memang siswa tidak menghendakinya.
3. Usahakan dialog dilaksanakan secara bebas dan terbuka, Sehingga siswa akan mengungkapkan perasaannya secara jujur dan apa adanya.
4. Dialog dilaksanakan kepada individu, bukan kepada kelompok kelas.
5. Hindari respons yang dapat menyebabkan siswa terpojok, Sehingga ia menjadi defensif.
6. Tidak mendesak siswa pada pendirian tertentu.
7. Jangan mengorek alasan siswa lebih dalam.
Berkenaan dengan teknik pembelajaran nilai Jarolimek merekomendasikan beberapa cara, antara lain:
a. Teknik evaluasi diri (self evaluation) dan evaluasi kelompok (group evaluation)
Dalam teknik evaluasi diri dan evaluasi kelompok peserta didik diajak berdiskusi atau tanya-jawab tentang apa yang dilakukannya serta diarakan kepada keinginan untuk perbaikan dan penyempurnaan oleh dirinya sendiri:
1) Menentukan tema, dari persoalan yang ada atau yang ditemukan peserta didik
2) Guru bertanya berkenaan yang dialami peserta didik
3) Peserta didik merespon pernyataan guru
4) Tanya jawab guru dengan peserta didik berlangsung terus hingga sampai pada tujuan yang diharapkan untuk menanamkan niai-nilai yang terkandung dalam materi tersebut.
b. Teknik Lecturing
Teknik lecturing, dilalukan guru dengan bercerita dan mengangkat apa yang menjadi topik bahasannya. Langkah-langkahnya antara lain:
1) Memilih satu masalah / kasus / kejadian yang diambil dari buku atau yang dibuat guru.
2) Siswa dipersilahkan memberikan tanda-tanda penilaiannya dengan menggunakan kode, misalnya: baik-buruk, salah benar, adil tidak adil, dsb.
3) Hasil kerja kemudian dibahas bersama-sama atau kelompok kalau dibagi kelompok untuk memberikan kesempatan alasan dan argumentasi terhadap penilaian tersebut.
c. Teknik menarik dan memberikan percontohan
Dalam teknik menarik dan memberi percontohan (example of axamplary behavior), guru memberikan dan meminta contoh-contoh baik dari diri peserta didik ataupun kehidupan masyarakat luas, kemudian dianalisis, dinilai dan didiskusikan.
d. Teknik indoktrinasi dan pembakuan kebiasan
Teknik indoktrinasi dan pembakuan kebiasan, dalam teknik ini peserta didik dituntut untuk menerima atau melakukan sesuatu yang oleh guru dinyatakan baik, harus, dilarang, dan sebagainya.
e. Teknik tanya-jawab
Teknik tanya-jawab guru mengangkat suatu masalah, lalu mengemukakan pertanyaan-pertanyaan sedangkan peserta didik aktif menjawab atau mengemukakan pendapat pikirannya.
f. Teknik menilai suatu bahan tulisan
Teknik menilai suatu bahan tulisan, baik dari buku atau khusus dibuat guru. Dalam hal ini peserta didik diminta memberikan tanda-tanda penilaiannya dengan kode (misal: baik - buruk, benar – tidak-benar, adil – tidak-adil dll). Cara ini dapat dibalik, siswa membuat tulisan sedangkan guru membuat catatan kode penilaiannya. Selanjutnya hasil kerja itu dibahas bersama atau kelompok untuk memberikan tanggapan terhadap penilaian.
Langkah-langkah:
n  Pertanyaan penjajagan
n  Pertanyaan klarifikasi yang maksudnya mencari kejelasan lebih jauh dari nilai, jawaban, atau masalah.
n  Pertanyaan meminta alasan, sandaran teoritik, konsep, atau nilai.
n  Pertanyaan yang bersifat menuntun dan atau mengarahkan .
n  Pertanyaan yang bersifat personiifikasi atau analogi untuk mempertajam dan memantapkan nilai yang diharapkan dapat diterima.
n  Nilai-nilai yang sudah diklarifikasi disepakati untuk dilaksanakan
ADAPUN SIMULASI YANG SAYA LAKUKAN YAITU BERTINDAK SEBAGAI GURU :
1.      Guru menyiapkan tema tentang ‘Tolong Menolong’
2.      Guru memberikan suatu pertanyaan dalam suatu cerita dimana nantinya anak memilih secara bebas dimana anak menentukan pilihannya dengan baik.
Contohnya disini adalah guru memberikan suatu cerita :
“pada suatu hari ada seorang nenek yang kebingungan di dekat semak-semak, kemudian ada seorang anak yang mendekati nenek tersebut  setelah di tanya ternyata nenek itu kehilangan kuncinya di dekat semak-semak, si nenek itu tidak bisa menemukan kunci tersebut apalagi penglihatan nenek itu sudah kabur”
3.      Kemudian guru memberikan pertanyaan kepada anak didik
Apa yang akan kalian lakukan jika kalian berada pada posisi tersebut?
Apakah kalian akan menolong nenek mencari kuncinya atau pergi meninggalkan nenek itu karena ingin bermain bersama teman kalian?
4.      Setelah memberikan pertanyaan maka guru meminta alasan, konsep atau nilai dengan meminta anak untuk mengemukakan alasan kenapa memilih hal tersebut.
5.      Guru mengarahkan anak mengetahui nilai tentang tolong menolong
6.      Guru memberikan pertanyaan untuk mempertajam dan memantapkan nilai yang dapat di terima oleh anak dengan cara meminta jawaban kesepakatan dari anak dari tema tolong menolong seperti apakah kalian setuju dengan sikap yang dipilih oleh anak itu
7.      Nilai-nilai yang sudah diklarifikasi itu disepakati untuk dilaksanakan seperti dengan cara memberikan arahan agar melaksanakan apa yang sudah disepakati tadi dengan memberikan penjelasan bahwa sikap Tolong Menolong merupakan perbuatan terpuji dan membuat kita menjadi orang yang baik karena memiliki sikap terpuji dan jika kita menolong orang lain maka kita akan mendapat banyak pahala dan suatu saat jika kita memerlukan bantuan akan ada yang menolong kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar