SUKMA SUKARDI
104904021
PGPAUD (A)
1.
Kebebasan
Memilih, Pada tingkat ini
terdapat 3 tahap, yaitu:
a.
Memilih
secara bebas, artinya kesempatan untuk menentukan pilihan yang menurutnya baik.
Nilai yang dipaksakan tidak akan menjadi miliknya secara penuh.
b.
Memilih
dari beberapa alternatif. Artinya, untuk menentukan pilihan dari beberapa
alternatif pilihan secara bebas.
c.
Memilih
setelah dilakukan analisis pertimbangan konsekuensi yang akan timbul sebagai
akibat pilihannya.
2.
Menghargai, Terdiri
atas 2 tahap pembelajaran, yaitu;
a.
Adanya perasaan senang dan bangga dengan nilai
yang menjadi pilihannya, sehingga nilai tersebut akan menjadi bagian dari
dirinya.
b.
Menegaskan nilai yang sudah menjadi bagian
integral dalam dirinya di depan umum. Artinya, bila kita menggagap nilai itu
suatu pilihan, maka kita akan berani dengan penuh kesadaran untuk
menunjukkannya di depan orang lain.
3.
Berbuat, Pada
tahap ini, terdiri atas 2 tahap, yaitu
a.
Kemauan dan kemampuan untuk mencoba
melaksanakannya.
b.
Mengulangi perilaku sesuai dengan nilai
pilihannya. Artinya, nilai yang menjadi pilihan
itu harus tercermin dalam kehidupannya sehari-hari.
Prinsip
reaksi model pembelajaran VCT
Prinsip reaksi berkaitan dengan pola kegiatan
yang menggambarkan bagaimana seharusnya guru memberikan respon terhadap siswa. Prinsip reaksi dalam model pembelajaran VCT
adalah sebagai berikut.
1. Guru
sebagai pembimbing dalam pembelajaran.
2. Guru
memberikan fasilitas agar proses pembelajaran berlangsung optimal.
c.
Sistem sosial model pembelajaran VCT
Sistem sosial adalah pola hubungan guru dengan siswa pada
saat terjadinya proses pembelajaran. Sistem
sosial pada model pembelajaran VCT
adalah sebagai berikut.
1. Kegiatan
kelas berorientasi pada pemecahan masalah.
2. Guru
dan siswa mengenal dan menganalisis masalah secara rinci.
3. Peranan
guru dan siswa sederajat, walaupun dalam hal ini berbeda peran.
VCT
menekankan bagaimana sebenarnya seseorang membangun nilai yang menurut
anggapannya baik, yang pada gilirannya nilai-nilai tersebut akan mewarnai
perilakunya dalam kehidupan sehai-hari di masyarakat. Dalam praktik
pembelajaran, VCT dikembangkan melalui proses dialog antara guru dan siswa.
Proses tersebut hendaknya berlangsung dalam suasana santai dan terbuka,
Sehingga setiap siswa dapat mengungkapkan secara bebas perasaannya. Sehingga
setiap siswa dapat mengungkapkan secara bebas perasaannya. Beberapa hal yang
harus diperhatikan guru dalam mengimplementasikan VCT melalui proses dialog ,
yaitu sebagai berikut.
1.
Hindari penyampaian pesan melalui proses pemberian nasihat, yaitu memberikan
pesan-pesan moral yang menurut guru dianggap baik.
2.
Jangan memaksa siswa untuk memberi respons tertentu apabila memang siswa tidak
menghendakinya.
3.
Usahakan dialog dilaksanakan secara bebas dan terbuka, Sehingga siswa akan
mengungkapkan perasaannya secara jujur dan apa adanya.
4.
Dialog dilaksanakan kepada individu, bukan kepada kelompok kelas.
5.
Hindari respons yang dapat menyebabkan siswa terpojok, Sehingga ia menjadi
defensif.
6.
Tidak mendesak siswa pada pendirian tertentu.
7.
Jangan mengorek alasan siswa lebih dalam.
Berkenaan dengan teknik pembelajaran nilai Jarolimek
merekomendasikan beberapa cara, antara lain:
a. Teknik evaluasi diri (self evaluation) dan
evaluasi kelompok (group evaluation)
Dalam teknik evaluasi diri dan evaluasi kelompok peserta didik
diajak berdiskusi atau tanya-jawab tentang apa yang dilakukannya serta diarakan
kepada keinginan untuk perbaikan dan penyempurnaan oleh dirinya sendiri:
1) Menentukan tema, dari persoalan yang ada atau yang
ditemukan peserta didik
2) Guru bertanya berkenaan yang dialami peserta didik
3) Peserta didik merespon pernyataan guru
4) Tanya jawab guru dengan peserta didik berlangsung
terus hingga sampai pada tujuan yang diharapkan untuk menanamkan niai-nilai
yang terkandung dalam materi tersebut.
b. Teknik Lecturing
Teknik lecturing, dilalukan
guru dengan bercerita dan mengangkat apa yang menjadi topik bahasannya.
Langkah-langkahnya antara lain:
1) Memilih satu masalah / kasus / kejadian
yang diambil dari buku atau yang dibuat guru.
2) Siswa dipersilahkan memberikan
tanda-tanda penilaiannya dengan menggunakan kode, misalnya: baik-buruk, salah
benar, adil tidak adil, dsb.
3) Hasil kerja kemudian dibahas bersama-sama atau
kelompok kalau dibagi kelompok untuk memberikan kesempatan alasan dan
argumentasi terhadap penilaian tersebut.
c. Teknik menarik dan memberikan percontohan
Dalam teknik menarik dan memberi percontohan (example
of axamplary behavior), guru memberikan dan meminta contoh-contoh baik dari diri
peserta didik ataupun kehidupan masyarakat luas, kemudian dianalisis, dinilai
dan didiskusikan.
d. Teknik indoktrinasi dan pembakuan kebiasan
Teknik indoktrinasi dan pembakuan kebiasan, dalam teknik
ini peserta didik dituntut untuk menerima atau melakukan sesuatu yang oleh guru
dinyatakan baik, harus, dilarang, dan sebagainya.
e. Teknik tanya-jawab
Teknik tanya-jawab guru mengangkat suatu masalah, lalu
mengemukakan pertanyaan-pertanyaan sedangkan peserta didik aktif menjawab atau
mengemukakan pendapat pikirannya.
f. Teknik menilai suatu bahan tulisan
Teknik menilai suatu bahan tulisan, baik dari buku atau khusus dibuat
guru. Dalam hal ini peserta didik diminta memberikan tanda-tanda penilaiannya
dengan kode (misal: baik - buruk, benar – tidak-benar, adil – tidak-adil dll).
Cara ini dapat dibalik, siswa membuat tulisan sedangkan guru membuat catatan
kode penilaiannya. Selanjutnya hasil kerja itu dibahas bersama atau kelompok
untuk memberikan tanggapan terhadap penilaian.
Langkah-langkah:
n Pertanyaan penjajagan
n Pertanyaan klarifikasi yang maksudnya mencari kejelasan lebih jauh
dari nilai, jawaban, atau masalah.
n Pertanyaan meminta alasan, sandaran teoritik, konsep, atau nilai.
n Pertanyaan yang bersifat menuntun dan atau mengarahkan .
n Pertanyaan yang bersifat personiifikasi atau analogi untuk
mempertajam dan memantapkan nilai yang diharapkan dapat diterima.
n Nilai-nilai yang sudah diklarifikasi disepakati untuk dilaksanakan
ADAPUN SIMULASI YANG SAYA LAKUKAN YAITU BERTINDAK SEBAGAI
GURU :
1.
Guru menyiapkan tema tentang ‘Tolong Menolong’
2.
Guru memberikan suatu pertanyaan dalam suatu
cerita dimana nantinya anak memilih secara bebas dimana anak menentukan
pilihannya dengan baik.
Contohnya disini adalah guru memberikan suatu
cerita :
“pada suatu hari ada seorang nenek yang
kebingungan di dekat semak-semak, kemudian ada seorang anak yang mendekati
nenek tersebut setelah di tanya ternyata
nenek itu kehilangan kuncinya di dekat semak-semak, si nenek itu tidak bisa
menemukan kunci tersebut apalagi penglihatan nenek itu sudah kabur”
3.
Kemudian guru memberikan pertanyaan kepada
anak didik
Apa yang akan kalian lakukan jika kalian
berada pada posisi tersebut?
Apakah kalian akan menolong nenek mencari
kuncinya atau pergi meninggalkan nenek itu karena ingin bermain bersama teman
kalian?
4.
Setelah memberikan pertanyaan maka guru
meminta alasan, konsep atau nilai dengan meminta anak untuk mengemukakan alasan
kenapa memilih hal tersebut.
5.
Guru mengarahkan anak mengetahui nilai tentang
tolong menolong
6.
Guru memberikan pertanyaan untuk mempertajam
dan memantapkan nilai yang dapat di terima oleh anak dengan cara meminta
jawaban kesepakatan dari anak dari tema tolong menolong seperti apakah kalian
setuju dengan sikap yang dipilih oleh anak itu
7.
Nilai-nilai yang sudah diklarifikasi itu
disepakati untuk dilaksanakan seperti dengan cara memberikan arahan agar
melaksanakan apa yang sudah disepakati tadi dengan memberikan penjelasan bahwa
sikap Tolong Menolong merupakan perbuatan terpuji dan membuat kita menjadi
orang yang baik karena memiliki sikap terpuji dan jika kita menolong orang lain
maka kita akan mendapat banyak pahala dan suatu saat jika kita memerlukan
bantuan akan ada yang menolong kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar