Label

Rabu, 12 September 2012

* Kisah 2 Hati Antara Maya Dan Nyata *


Prolog :
Bawalah pergi Cintaku,,,ajak kemanapun kau mau
Jadikan temanmu, temanmu paling kau cinta
Disini ku-pun begitu, terus cintaimu dihidupku

Didalam hatiku, sampai waktu mempertemukan…kita nanti

“Aku mau kita berhenti sampai disini”. “Kamu boleh pergi, kamu
boleh melanjutkan kebahagiaan kamu bersama perempuan itu,
kalau memang itu yang kamu mau..” Ujarku padanya waktu itu.

Sebulan berlalu sejak kejadian itu,,,
Terlihat inbox masuk“Aku mau kita ketemu”

“Apalagi yang kamu inginkan..?” “Bukankah kamu lebih bahagia
sekarang?, setelah aku merelakan kamu pergi dan berbahagia
bersama perempuanmu, apalagi yang kurang..?” Tanyaku pada
pertemuan itu.

“Yah, ada yang kurang…Kamu…” Katamu

“Aku kehilangan kamu, aku kehilangan banyak hal tentang kamu,
aku cuma bisa melihat kamu dari sudut mataku, atau bahkan aku
hanya mampu berbicara dengan gambarmu di kontak aku..”
Lanjutmu

Itu juga yang bisa aku lakukan sepanjang waktu itu tentang
kamu,,,ujarku dalam hati

Cukup bagiku, kamu tahu banyak hal tentang perasaanku kepada kamu
Cukup bagiku, merelakan ruang hati ini menghampa
“Biarkan aku tetap ada mengisi ruang dihati kamu, sebagaimana
kamu tetap ada mengisi ruang dihati aku” pinta kamu

“Lantas…apakah kamu sanggup memikul dua rasa sekaligus..?”
Cecarku

“Disatu sisi kamu bahagia berjalan bersama aku, tapi disisi lain
kamu juga merasa bersalah karna mengkhianati perempuan
kamu..!”

“Aku hanya ingin masih bisa bersama kamu, apapun perasaan aku,
aku hanya ingin bisa menjalaninya sama seperti kamu memikul dua
rasa ini juga.., kenapa kamu bisa tapi aku tidak bisa..? Lanjutmu

“Karna aku perempuan, perasaanku adalah hak-ku, multiple
feelingpun bisa aku pikul, ketika aku harus tampak bahagia meski
aku sedih, tak perlu orang lain tahu.., begitu juga dua rasa yang aku
jalanin saat itu dan kini…cukup aku dan kamu yang tahu…”, “aku
yang mengendalikan perasaanku, bukan sebaliknya”
“Makanya, ketika aku memutuskan untuk berhenti dengan semua
ini, aku sudah berfikir dalam tentang bagaimana caraku untuk bisa
mengendalikan perasaanku…” “Seharusnya kamu sebagai laki-
lakilah yang lebih pintar mengendalikan perasaan, jangan kamu
egois..” Aku mulai kesal atas sikap plin-plannya

“Aku minta maaf, aku memang salah, tolong jangan paksa aku
untuk pergi lagi dari kamu, jangan paksa aku untuk menghindar
dari kamu…mudah kelihatannya tapi tidak mudah untuk
mengakuinya kalau aku kehilangan kamu..” Lirih aku dengar
ucapanmu

“Aku memang tidak pandai mengutarakan dan mengekspresikan
perasaan aku seperti kamu, jangan tanya kenapa, karna aku juga
tidak tahu..” Lirihmu lagi

“Biarkan aku menjalani semua ini bersama kamu, dengan atau
tanpa rasa bersalah, Jangan tanya rasa apa yang aku punya kepada
kamu, kamu tahu itu…dan aku belum bisa kehilangan atasnya…itu
saja” kalimat yang keluar darimu itu cukup menjadi pertanda
bahwa aku tidak perlu bertanya lagi…

#…Kini, kutahu bagaimana caraku untuk bisa trus denganmu,aku ingin bertemu dengan nya agar kisah cintaku menjadi nyata bukan lagi maya…#

Kisah Cina Dunia Maya

Saat dia ada yg memiliki dan aku sudah ada yang punya

Pada awalnya aku mengg add dirinya karena kami memiliki
beberapa pertemanan yang sama di facebook. Tak ada perasaan

apapun saat itu terhadap dirinya. I just want to be her friend, that’s
all. Tetapi justru disinilah kisah cinta didunia maya ku dimulai.
Sebuah cerita cinta yang tak semestinya.

Semenjak ia mengkonfirmasi pertemanan denganku, ia pun sering
memberikan komentar pada update statusku. Begitupun sebaliknya,
aku sering memberikan komentar pada status terbarunya. Bukan
sekedar memberikan tanda jempol belaka alias “Like this” yang
biasa diberikan pada orang orang yang malas memberikan komen.
Biasanya komenku selalu dibalasnya, akupun membalas komennya
lagi begitu seterusnya, hingga tak terasa satu halaman penuh
dinding statusku penuh oleh tulisan kami berdua.

Suatu malam, aku memberanikan diri untuk melakukan chatting
bersamanya, dia pun merespon chattingku. Hingga tiada malam
yang kami habiskan untuk online bersama. Kami layaknya ABG
yang sedang kasmaran, seperti remaja yang jatuh cinta. Kalau
sudah chatting berdua kami bukan sekedar lupa waktu tapi juga
lupa daratan dan lupa lautan. Aku suka dengan tutur katanya yang
menghibur, aku senang meskipun hanya mampu bersua dengan
kata-kata.

Hingga suatu saat, aku memberanikan diri untuk melakukan
teleconference dengan dia, aku aktifkan fitur Facebook video
callingku dan sesuai dengan dugaanku, diapun merespon balik. Dag
dig dug hatiku saat dilayar netbookku mulai menampilkan
gambarnya. Bagaimanapun juga baru kali ini aku melakukan tatap
muka melalui webcam dengannya. Kurapihkan rambutku,
kupasang senyum yang menawan dan dilayarpun dirinya mulai
tampil.

“Cantik sekali !”. gumamku tanpa sadar. Seorang wanita berjilbab
merah, dengan tatap mata yang teduh dan senyum yang
menawan menyapaku. Ternyata lebih cantik aslinya ketimbang
photo profilenya. Kamipun berbincang tentang banyak hal,
pekerjaan kami, keluarga dan lain sebagainya. Hingga waktu
mendekati larut malam, baru kami mengakhiri perbincangan kami.

Sejak perbincangan itu, hari-hariku berubah. Jika kami tak sempat
berhubungan secara online kami pun menyempatkan diri untuk
saling berkirim sms meskipun sekedar untuk menanyakan kabar
masing-masing. Sepi rasanya hidup tanpa senda gurau darinya.
Jika sehari tak menerima sms darinya hidup ini terasa hampa.

Hingga beberapa minggu kemudian, aku nekat mengajaknya copy
darat, alias ketemuan langsung. Bukan sekedar chatting online tapi
juga offline. Aku sadar perbuatan ini termasuk perbuatan nekat
kelas berat mengajaknya tatap muka adalah tindakan penuh resiko.
Akupun berniat mentraktrirnya di resto Bakso favoritku. “Temui aku
di resto bakso gepeng ya !” begitu pesan ku melalui Facebook
messenger. Tepat dugaanku dia merespon balik ajakanku.
Akhirnya kamipun menyepakatinya hari pertemuan kita.

Namun saat tiba hari pertemuan, justru hatiku dilanda resah gelisah,
jiwaku menjadi gundah gulana. Hati kecilku bertanya pada susunan
syaraf diotakku. Apakah aku sudah gila, dia kan sudah ada yang
memiliki begitupun demikian dengan diriku. Kondisi kami saat ini tak
lagi sendiri. Lantas aku hubungi dia via telepon, aku jelaskan kenapa
pertemuan ini harus dibatalkan. Meskipun ia menyetujuinya namun
kudengar ada nada isak tangis disana.

Dia berkata bahwa dia sangat merindukan pertemuan ini, bahkan
keinginan itu sampai terbawa ke alam mimpinya. Ternyata ia
memiliki rasa yang sama denganku. Ia berkata bahwa ia benar
benar telah jatuh hati padaku. Aku telah ter save didalam folder
hatinya, entah di sudut hati yang mana diriku tersimpan. Tapi yang
pasti ada rasa yang tak bisa diuraikan dengan kata kata, ada cinta
yang tak terungkap dan ada rindu yang tak semestinya.

Akupun tertegun, mendengar isak tangisnya disana membuat
hatiku bergetar, ternyata tanpa sengaja aku menyakiti hatinya.

Ternyata baik didunia maya maupun didunia nyata cinta tak boleh
dipermainkan. Karena cinta memang hadir bukan untuk menjadi permainan.

•♥• KISAH CINTA SEJATI YANG MENGHARUKAN •♥•


Cerita Cinta Sejati yang dilakoni sepasang muda-mudi yang akhirnya menjadi suami istri, namun dalam kehidupan mereka semakin hari, semakin tidak menemukan kecocokan dalam rumah tangganya. Ini mer
upakan Kisah cinta sejati yang mengharukan.

Di kisahnya, bahwa si cewek begitu sayang dan setia mencintai cowoknya, dari masa-masa pacaran hingga keduanya menikah menjalani rumah tangga. Dalam kisah cinta sejati mereka, si cewek atau sang istri mencatat semua kejadian perjalanan cintanya dalam buku cokelat, baik itu menyakitkan maupun sebaliknya.

Catatan Buku cokelat tersebut merupakan salah satu bukti kesetiaan dan ketulusan sang istri kepada suaminya. Berikut adalah cerita selengkapnya.

Kisah Cinta Sejati “ Catatan Buku Cokelat ”
Lima tahun usia pernikahanku dengan Ellen sungguh masa yang sulit. Semakin hari semakin tidak ada kecocokan diantara kami. Kami bertengkar karena hal-hal kecil. Karena Ellen lambat membukakan pagar saat aku pulang kantor. Karena meja sudut di ruang keluarga yang ia beli tanpa membicarakannya denganku, bagiku itu hanya membuang uang saja.

Hari ini, 27 Agustus adalah ulang tahun Ellen. Kami bertengkar pagi ini karena Ellen kesiangan membangunkanku. Aku kesal dan tak mengucapkan selamat ulang tahun padanya, kecupan di keningnya yang biasa kulakukan di hari ulang tahunnya tak mau kulakukan. Malam sekitar pukul 7, Ellen sudah 3 kali menghubungiku untuk memintaku segera pulang dan makan malam bersamanya, tentu saja permintaannya tidak kuhiraukan.

Jam menunjukkan pukul 10 malam, aku merapikan meja kerjaku dan beranjak pulang. Hujan turun sangat deras, sudah larut malam tapi jalan di tengah kota Jakarta masih saja macet, aku benar-benar dibuat kesal oleh keadaan. Membayangkan pulang dan bertemu dengan Ellen membuatku semakin kesal! Akhirnya aku sampai juga di rumah pukul 12 malam, dua jam perjalanan kutempuh yang biasanya aku hanya membutuhkan waktu 1 jam untuk sampai di rumah.

Kulihat Ellen tertidur di sofa ruang keluarga. Sempat aku berhenti di hadapannya dan memandang wajahnya. “Ia sungguh cantik” kataku dalam hati, “Wanita yang menjalin hubungan denganku selama 7 tahun sejak duduk di bangku SMA yang kini telah kunikahi selama 5 tahun, tetap saja cantik”. Aku menghela nafas dan meninggalkannya pergi, aku ingat kalau aku sedang kesal sekali dengannya.

Aku langsung masuk ke kamar. Di meja rias istriku kulihat buku itu, buku coklat tebal yang dimiliki oleh istriku. Bertahun-tahun Ellen menulis cerita hidupnya pada buku coklat itu. Sejak sebelum menikah, tak pernah ia ijinkan aku membukanya. Inilah saatnya! Aku tak mempedulikan Ellen, kuraih buku coklat itu dan kubuka halaman demi halaman secara acak.

14 Februari 1996. Terima kasih Tuhan atas pemberianMu yang berarti bagiku, Vincent, pacar pertamaku yang akan menjadi pacar terakhirku.

Hmm… aku tersenyum, Ellen yakin sekali kalau aku yang akan menjadi suaminya.

6 September 2001, Tak sengaja kulihat Vincent makan malam dengan wanita lain sambil tertawa mesra. Tuhan, aku mohon agar Vincent tidak pindah ke lain hati.

Jantungku serasa mau berhenti…

23 Oktober 2001, Aku menemukan surat ucapan terima kasih untuk Vincent, atas candle light dinner di hari ulang tahun seorang wanita dengan nama Melly. Siapakah dia Tuhan? Bukakanlah mataku untuk apa yang Kau kehendaki agar aku ketahui…

Jantungku benar-benar mau berhenti. Melly, wanita yang sempat dekat denganku disaat usia hubunganku dengan Ellen telah mencapai 5 tahun.

Melly, yang karenanya aku hampir saja mau memutuskan hubunganku dengan Ellen karena kejenuhanku. Aku telah memutuskan untuk tidak bertemu dengan Melly lagi setelah dekat dengannya selama 4 bulan, dan memutuskan untuk tetap setia kepada Ellen. Aku sungguh tak menduga kalau Ellen mengetahui hubunganku dengan Melly.

4 Januari 2002, Aku dihampiri wanita bernama Melly, Ia menghinaku dan mengatakan Vincent telah selingkuh dengannya. Tuhan, beri aku kekuatan yang berasal daripadaMu.

Bagaimana mungkin Ellen sekuat itu, ia tak pernah mengatakan apapun atau menangis di hadapanku setelah mengetahui aku telah menghianatinya. Aku tahu Melly, dia pasti telah membuat hati Ellen sangat terluka dengan kata-kata tajam yang keluar dari mulutnya. Nafasku sesak, tak mampu kubayangkan apa yang Ellen rasakan saat itu.

14 Februari 2002, Vincent melamarku di hari jadi kami yang ke-6. Tuhan apa yang harus kulakukan? Berikan aku tanda untuk keputusan yang harus kuambil.

14 Februari 2003, Hari minggu yang luar biasa, aku telah menjadi Nyonya Alexander Vincent Winoto. Terima kasih Tuhan!

18 Juli 2005, Pertengkaran pertama kami sebagai keluarga. Aku harap aku tak kemanisan lagi membuatkan teh untuknya. Tuhan, bantu aku agar lebih berhati-hati membuatkan teh untuk suamiku.

7 April 2006, Vincent marah padaku, aku tertidur pulas saat ia pulang kantor sehingga ia menunggu di depan rumah agak lama. Seharian aku berada mall mencari jam idaman Vincent, aku ingin membelikan jam itu di hari ulang tahunnya yang tinggal 2 hari lagi. Tuhan, beri kedamaian di hati Vincent agar ia tidak marah lagi padaku, aku tak akan tidur di sore hari lagi kalau Vincent belum pulang walaupun aku lelah.

Aku mulai menangis, Ellen mencoba membahagiakanku tapi aku malah memarahinya tanpa mau mendengarkan penjelasannya. Jam itu adalah jam kesayanganku yang kupakai sampai hari ini, tak kusadari ia membelikannya dengan susah payah.

15 November 2007, Vincent butuh meja untuk menaruh kopi di ruang keluarga, dia sangat suka membaca di sudut ruang itu. Tuhan, bantu aku menabung agar aku dapat membelikan sebuah meja, hadiah lebaran untuk Vincent.

Aku tak dapat lagi menahan tangisanku, Ellen tak pernah mengatakan meja itu adalah hadiah lebaran untukku. Ya, ia memang membelinya di malam lebaran dan menaruhnya hari itu juga di ruang keluarga.

Aku sudah tak sanggup lagi membuka halaman berikutnya. Ellen sungguh diberi kekuatan dari Tuhan untuk mencintaiku tanpa syarat. Aku berlari keluar kamar, kukecup kening Ellen dan ia terbangun…
“Maafkan aku Ellen, Aku mencintaimu, Selamat ulang tahun…”

sumber :
http://www.facebook.com/KetemuJodohku