Label

Selasa, 14 Februari 2012

Kisah Cinta B.J Habibie

Pada tanggal 12 Mei 1962, Tepatnya 3 tahun sebelum Ia memperoleh gelar doktor Ingineurnya, Ia menikahi wanita pujaan hatinya. Adalah Hasri Ainun Habibie, wanita yang meluluhkan hati mantan presiden Indonesia ini. Ia dikaruniai 2 orang putra masing-masing bernama Ilham Akbar dan Thareq Kemal.

Kisah cinta B.J Habibie dan Ibu Ainun dimulai ketika mereka berdua duduk dibangku SMA. Dulunya mereka berdua adalah juara kelas yang sangat bersinar. Ibu Ainun muda merupakan gadis tomboy yang pintar, sama halnya dengan B.J Habibie. Melihat cemerlangnya prestasi siswa dan siswi tersebut, guru mereka akhirnya mencoba untuk menjodohkan mereka, tetapi hanya dianggap biasa-biasa saja oleh B.J Habibie.

Ibu Ainun yang terkenal sebagai promadona sekolah ternyata tidak mampu menggetarkan hati Pak Habibie muda pada waktu itu. Baru ketika pulang dari luar negeri setelah menempuh pendidikannya, Habibie baru menyadari pesona Ibu Ainun muda ketika berkunjung ke rumah temannya yang kebetulan adalah kakak dari Ibu Ainun. Pada waktu itu, Ia melihat Ibu Ainun muda mengenakan kaos kasual dipadu celana jeans. Beliau kemudian berkata, "Ainun, mana mungkin gula merah berubah menjadi gula pasir". (Silahkan anda interpretasikan sendiri kalimat tersebut).

Kisah berlanjut hingga membawa mereka berdua duduk bersama di pelaminan. Bapak B.J Habibie kemudian beryukur dalam do'anya: "Terima kasih Yaa Allah. Engkau telah lahirkan aku untuk Ainun dan Ainun untuk saya. Terima aksih Yaa Allah. Engkau pertemukan aku dengan Ainun dan Ainun dengan saya." (dikutip dari wawancara beliau dalam sebuah talk show di TV lokal).

Ibu Ainun Meninggal Dunia
Berita duka menyelimuti keluarga besar bapak B.J Habibie atas meninggalnya orang yang sangat berpengaruh baginya. Pada hari Minggu, 23 Mei 2010 pukul 17.00 waktu Jerman. Istri bapak B.J Habibie, Ibu Hasri Ainun menghembuskan nafas terakhirnya di rumah sakit Ludwig-Maximilians Universitat Klinikum Gro Hadern, Munich, Jerman. Beliau meninggal karena sakit dan tutup usia di umur 72 tahun.

Kesedihan tidak hanya melanda seluruh keluarga besar bapak Habibie, namun seluruh rakyat Indonesia turut merasakannya. Ini merupakan sebuah takdir yang telah digariskan oleh yang kuasa dan tidak satupun manusia yang bisa mengelak karena segala sesuatu yang ada didunia ini hanyalah miliknya. Cinta, kasih sayang, dan kebahagiaan di dunia ini hanya bersifat sementara. Bagaimanapun juga, cepat atau lambat, kita semua akan kembali ke-sisinya. Ini merupakan hal yang mutlak terjadi, entah kapan waktunya.

Kepergian Ibu Ainun benar-benar membuat hati bapak B.J Habibie menangis. Orang yang mengisi hari-harinya dalam suka dan duka kini telah tiada, Ia telah pergi untuk selama-lamanya, kembali kepada maha pencipta, maha memiliki. Namun kenangan manis yang pernah Ia torehkan tidak akan pernah dilupakan. Semuanya terekam indah dalam memori bapak Habibie. Sebagai bukti cintanya, bapak Habibie kemudian menuliskan sebuah surat yang mencitrakan bagaimana perasaannya setelah kepergian Ibu Ainun. Berikut isi suratnya:

Sebenarnya ini bukan tentang kematianmu, bukan itu.Karena, aku tahu bahwa semua yang ada pasti menjadi tiada pada akhirnya,dan kematian adalah sesuatu yang pasti,dan kali ini adalah giliranmu untuk pergi, aku sangat tahu itu.Tapi yang membuatku tersentak sedemikian hebat,adalah kenyataan bahwa kematian benar-benar dapat memutuskan kebahagiaan dalam diri seseorang,sekejap saja, lalu rasanya mampu membuatku menjadi nelangsa setengah mati,hatiku seperti tak di tempatnya,dan tubuhku serasa kosong melompong, hilang isi.Kau tahu sayang,rasanya seperti angin yang tiba-tiba hilang berganti kemarau gersang.Pada airmata yang jatuh kali ini, aku selipkan salam perpisahan panjang,pada kesetiaan yang telah kau ukir, pada kenangan pahit manis selama kau ada,aku bukan hendak mengeluh, tapi rasanya terlalu sebentar kau disini.Mereka mengira aku lah kekasih yang baik bagimu sayang,tanpa mereka sadari, bahwa kaulah yang menjadikan aku kekasih yang baik.mana mungkin aku setia padahal memang kecenderunganku adalah mendua,tapi kau ajarkan aku kesetiaan, sehingga aku setia,kau ajarkan aku arti cinta, sehingga aku mampu mencintaimu seperti ini.Selamat jalan,Kau dari-Nya, dan kembali pada-Nya,kau dulu tiada untukku, dan sekarang kembali tiada.selamat jalan sayang,cahaya mataku, penyejuk jiwaku,selamat jalan, calon bidadari surgaku ….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar