Permainan puzzle adalah menyusun kepingan
gambar hingga menghasilkan suatu gambar yang utuh. permainan ini dilakukan
dengan membuka kepingan gambar dan mengacaknya kemudian meminta kepada anak
untuk menyusun gambar tersebut menjadi gambar yang utuh sesuai dengan contoh
gambar yang diberikan. Permainan ini merupakan permainan yang paling sering
dimainkan oleh anak usia dini karena permainan ini sangat mudah ditemukan di
masyarakat luas serta memiliki berbagai macam model dan bentuk serta disiapkan
dengan berbagai tingkat kesulitan permainan yang sesuai dengan usia anak.
Melalui puzzle, anak-anak akan mencoba memecahkan masalah yaitu
menyusun kepingan gambar menjadi utuh. Dengan sedikit
arahan dan contoh yang diberikan, anak sudah
dapat mengembangkan kemampuan kognitifnya dengan cara mencoba menyesuaikan bentuk,
menyesuaikan warna serta logika. Misalnya, ia memasangkan
warna merah dengan warna merah lagi. Lalu memasang puzzle bergambar kaki atau
roda selalu di bagian bawah puzzle. Ini merupakan manfaat dari bermain puzzle yang
berhubungan dengan kemampuan kognitif anak
untuk belajar dan memecahkan masalah.
Permainan puzzle memiliki banyak manfaat bagi
perkembangan anak usia dini terutama pada peningkatan kemampuan kognitif anak
usia dini. Perkembangan kognitif anak terjadi ketika anak berpikir untuk
menyatukan kepingan-kepingan dari suatu gambar sehingga menghasilkan suatu
gambar yang utuh. puzzle juga berperan penting dalam mengembangkan kemamouan
berpikir bilateral anak yang terjadi ketika anak berpikir dua arah dimana
kemampuan bilateral tersebut terjadi ketika anak berpikir dua sistem yang
berbeda dalam satu waktu misalnya ketika mata anak tertuju pada gambar dan
kedua tangan anak bekerja menyelesaikan puzzle. Karena manfaat itulah yang
membuat puzzle berperan penting dalam meningkatkan kemampuan kognitif anak usia
dini.
Pengetahuan Melalui puzzle, anak akan belajar banyak banyak hal.
Mulai dari warna, bentuk, jenis hewan, buah-buahan, sayuran, kendaraan dan berbagai benda lainnya.
Melalui puzzle ini mereka akan menyimpulkan di mana letak tangan, kaki, dan
lain-lain sesuai dengan logika. Pendidik juga dapat
memberikan bantuan jika anak kebingungan. Pengetahuan yang anak dapatkan dari sebuah permainan
biasanya akan lebih mengesankan bagi anak dibandingkan pengetahuan yang ia
dapatkan dari hafalan. Namun kegiatan
bermain sambil belajar ini tentunya harus selalu mendapatkan bimbingan pendidik serta orang tua.
Paragraf 1 :
Deduktif
Paragraf 2 :
Induktif
Paragraf 3 :
Deduktif Induktif (Campuran)
Paragraf 4 :
Deskrifsi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar