MODAL KERJA DAN
MACAM-MACAM MODAL KERJA
1. Definisi Modal Kerja
Modal adalah
jumlah keseluruhan aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan dan yang
dipergunakan juga untuk operasi perusahaan tersebut. Di bawah ini diterangkan
tiga konsep dasar atau definisi dari modal kerja menurut (S. Munawir, 2007,
114-116) yaitu
a. Konsep Kuantitatif
Konsep ini
menitikberatkan kepada kuantum yang diperlukan untuk mencukupi kebutuhan
perusahaan dalam membiayai kebutuhan operasional yang bersifat rutin atau
menunjukkkan sejumlah dana (fund) yang tersedia untuk tujuan operasi jangka
pendek. Dalam konsep ini menganggap bahwa modal kerja adalah jumlah aktiva
lancar (gross working capital). Dalam konsep ini tidak mementingkan kualitas
dari modal kerja, apakah modal kerja dibiayai dari modal para pemilik, hutang
jangka panjang maupun hutang jangka pendek, sehingga dengan modal yang besar
tidak mencerminkan margin of safety para kreditur jangka pendek yang besar
juga, bahkan modal kerja yang besar menurut konsep ini tidak menjamin
kelangsungan operasi yang akan datang, serta tidak mencerminkan likuiditas
perusahaan yang bersangkutan.
b. Konsep Kualitatif
Konsep ini
menitikberatkan pada kualitas modal kerja dalam konsep ini pengertian modal
kerja adalah kelebihan aktiva lancar terhadap hutang jangka waktu pendek (net
working capital), yaitu jumlah aktiva lancar yang berasal dari pinjaman jangka
panjang maupun jumlah aktiva lancar dari para pemilik perusahaan. Definisi ini
bersifat kualitatif karena menunjukkan tersedianya jumlah aktiva lancar yang
lebih besar daripada jumlah hutang lancarnya (hutang jangka pendek) dan
menunjukkan pula margin of protection atau tingkat keamanan bagi para kreditur
jangka pendek, serta menjamin aktiva lancarnya.
c. Konsep Fungsional
Konsep ini
menitik beratkan fungsi dari dana yang dimiliki dalam rangka menghasilkan
pendapatan (laba) dari usaha pokok perusahaan, pada dasarnya dana-dana yang
dimiliki oleh perusahaan seluruhnya akan digunakan untuk menghasilkan laba
periode ini (current income), ada sebagian dana yang akan digunakan untuk
memperoleh atau menghasilkan laba di masa yang akan datang. Misalnya :
Bangunan, mesin-mesin, pabrik, alat-alat kantor dan aktiva tetap lainnya.
Dari aktiva tetap tersebut yang menjadi bagian dari modal kerja tahun ini adalah sebesar penyusutan (depresiasi) aktiva-aktiva tersebut. (S. Munawir, 2007, 114-116)
Dari aktiva tetap tersebut yang menjadi bagian dari modal kerja tahun ini adalah sebesar penyusutan (depresiasi) aktiva-aktiva tersebut. (S. Munawir, 2007, 114-116)
2. Pentingnya Modal Kerja
Lebih dari separuh dari total
aktiva perusahaan merupakan aktiva lancar. Sebagian dari investasi yang besar
dan mudah diuangkan, maka aktiva lancar memerlukan perhatian yang besar dan
seksama dari manager keuangan. Karena bagaimanapun aktiva lancar mempunyai
pengaruh yang besar dalam menjalankan bisnis. Modal kerja harus cukup jumlahnya
dalam arti harus mampu membiayai pengeluaran-pengeluaran operasi sehari-hari,
karena dengan modal kerja yang cukup akan menguntungkan bagi perusahaan tidak
mengalami kesulitan keuangan juga akan memberikan beberapa keuntungan lain.
Munawir dalam bukunya Analisa
Laporan Keuamgan (2007:116-117), sebagai berikut:
a. Melindungi perusahaan terhadap krisis modal kerja karena
turunnya nilai dari aktiva lancar.
b. Memungkinkan untuk dapat membayar semua kewajiban-kewajiban
tepat pada waktunya.
c. Menjamin dimilikinya kredit perusahaan semakin besar dan
memungkinkan bagi perusahaan untuk menghadapi bahaya-bahaya atau kesulitan
keuangan yang mungkin terjadi.
d. Memungkinkan untuk memiliki persediaan dalam jumlah yang cukup
untuk melayani para
e. Memungkinkan bagi para pengusaha untuk memberi syarat kredit
yang lebih menguntungkan bagi para pelanggannya.
f. Memungkinkan bagi para perusahan untuk dapat beroperasi dengan
lebih efisien karena tidak ada kesulitan untuk memperoleh barang atau pun jasa
yang dibutuhkan.
3. Macam-macam Modal Kerja
Modal kerja dalam suatu
perusahaan dapat digolongkan menurut Bambang Riyanto, dalam bukunya Dasar-dasar
pembelanjaan perusahaan tahun 2001 sebagai berikut :
a. Modal Kerja Permanen (Permanent Working Capital)
Yaitu modal
kerja yang harus selalu ada pada perusahaan atau dengan kata lain jumlah modal
kerja itu harus tetap ada agar dapat berfungsi sebagaimana mestinya dan modal
kerja tersebut secara terus menerus selalu diperlukan untuk kelancaran usaha
dalam suatu periode akuntansi. Modal Kerja Permanen terbagi menjadi 2, yaitu:
1. Modal Kerja Primer (Primary Working Capital)
Yaitu
sejumlah modal kerja minimum yang harus ada pada perusahaan untuk menjamin
kelangsungan kegiatan usahanya.
2. Modal Kerja Normal (Normal Working Capital)
Yaitu
sejumlah modal kerja yang digunakan untuk dapat menyelenggarakan luas produksi
yang normal. Normal disini mempunyai pengertian yang fleksibel menurut kondisi
perusahaannya. Apabila suatu perusahaan misalnya selama 4 atau 5 bulan
rata-rata per bulannya mempunyai produksi 1000 unit. Apabila kemudian ternyata
4 atau 5 bulan berikutnya luas produksi rata-rata per bulannya 2000 unit, maka
luas produksi normalnya disinipun berubah menjadi 2000 unit.
b. Modal Kerja Variabel (Variable Working Capital)
Yaitu modal
kerja yang berubah-ubah sesuai dengan perolehan keadaan dalam suatu periode.
Modal Kerja ini dibagi menjadi 3 yaitu:
1)
Modal Kerja Musiman (Seasonal
Working Capital)
Modal kerja
yang besarnya berubah-ubah disebabkan musim.
2)
Modal Kerja Siklus (Cylical
Working Capital)
Yaitu
sejumlah modal kerja yang besarnya berubah-ubah disebabkan karena fluktuasi
kontinyunitas produk.
3)
Modal Kerja Darurat (Emergency
Working Capital)
Yaitu modal
kerja yang besarnya brubah-ubah dan penyebabnya tidak diketahui sebelumnya
(misalnya kebakaran, banjir, gempa bumi, buruh mogok, huru-hara dan sebagainya)
(Bambang Riyanto, 2001 : 61).
c. Modal menurut pemiliknya
1)
Modal perseorangan, artinya modal tersebut dimiliki oleh
perseorangan. Misalnya, gedung dan kendaraan.
2)
Modal masyarakat, artinya modal tersebut dimiliki oleh
banyak orang dan untuk kepentingan orang banyak. Misalnya, jalan dan jembatan.
d. Modal menurut wujudnya
1)
Konkret, artinya modal yang jelas wujudnya, tetapi dapat
dilihat. Misalnya, gedung, mesin, dan peralatan.
2) Abstrak, artinya modal yang tidak
terlihat, tetapi kegunaannya dapat dirasakan. Misalnya, nama baik perusahaan,
keahlian karyawan, dan hak cipta.
e. Modal menurut bentuknya
1)
Uang, artinya modal berupa dana.
2)
Barang, artinya modal berupa alat yang digunakan dalam
proses produksi. Misalnya, mesin, gedung, dan kendaraan.
f. Modal menurut sifatnya
1)
Modal tetap, artinya modal yang dapat digunakan lebih
dari satu kali masa produksi. Misalnya, mesin, kendaraan, dan gedung.
2)
Modal lancar, artinya modal yang habis dalam satu kali
proses produksi. Misalnya, bahan baku, kertas, dan bahan bakar mesin.
g. Modal menurut sumbernya
1) Modal sendiri, artinya modal yang
berasal dari pemilik perusahaan. Misalnya, saham dan tabungan.
2)
Modal pinjaman, artinya modal pinjaman dari pihak lain
4. Sumber dan Penggunaan Modal Kerja
Sumber-sumber
Modal Kerja
Menurut
Djarwanto (2005:95), pada umumnya sumber-sumber modal kerja berasal dari :
a.
Pendapatan Bersih
b.
Penjualan Aktiva Tidak Lancar
c.
Penjualan Saham atau Obligasi
d.
Dana Pinjaman dari Bank
e.
Kredit dari supplier
Penggunaan
Modal Kerja
Pemakaian
atau penggunaan modal kerja akan menyebabkan perubahan bentuk maupun penurunan
jumlah aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan, tetapi penggunaan aktiva
lancar tidak selalu diikuti dengan berubahnya atau turunnya jumlah modal kerja
yang dimiliki oleh perusahaan.
Penggunaan
aktiva lancar yang dapat mengakibatkan menurunnya modal kerja, menurut (S.
Munawir, 2007:125-127) adalah sebagai berikut:
a. Pembayaran biaya atau ongkos-ongkos perusahaan.
b. Kerugian-kerugian yang diderita oleh perusahan karena adanya
penjualan surat berharga atau efek.
c. Adanya pembentukan dana atau pemisahan aktiva lancar untuk
tujuan-tujuan tertentu dalam jangka panjang.
d. Adanya penambahan atau pembelian aktiva tetap, investasi jangka
panjang atau aktiva lancar lainnya.
e. Pembayaran hutang-hutang jangka panjang.
f. Pengambilan uang atau barang dagang oleh pemilik perusahaan
untuk kepentingan pribadinya (prive).
MANAJEMEN KEUANGAN
Manajemen keuangan adalah suatu kegiatan perencanaan,
penganggaran, pemeriksaan, pengelolaan, pengendalian, pencarian dan penyimpanan
dana yang dimiliki oleh suatu organisasi atau perusahaan.
Aktivitas manajemen
Manajemen
keuangan berhubungan dengan 3 aktivitas, yaitu :
- Aktivitas penggunaan dana, yaitu aktivitas untuk menginvestasikan dana pada berbagai aktiva.
- Aktivitas perolehan dana, yaitu aktivitas untuk mendapatkan sumber dana, baik dari sumber dana internal maupun sumber dana eksternal perusahaan.
- Aktivitas pengelolaan aktiva, yaitu setelah dana diperoleh dan dialokasikan dalam bentuk aktiva, dana harus dikelola seefisien mungkin.
Manajer Keuangan
Manajer
Keuangan merupakan seseorang yang mempunyai hak dalam mengambil suatu keputusan
yang sangat penting dalam suatu bidang investasi dan pembelanjaan perusahaan. Manajer keuangan juga
bertanggung jawab dalam bidang keuangan pada suatu perusahaan.
Tugas
Manajer
Seorang manajer keuangan dalam suatu perusahaan harus mengetahui bagaimana
mengelola segala unsur dan segi keuangan, hal ini wajib dilakukan karena
keuangan merupakan salah satu fungsi penting dalam mencapai tujuan perusahaan.
Unsur
manajemen keuangan harus diketahui oleh seorang manajer. Misalkan saja seorang manajer keuangan tidak mengetahui apa-apa saja yang menjadi
unsur-unsur manajemen keuangan, maka akan muncul kesulitan dalam menjalankan
suatu perusahaan tersebut.
Sebab itu,
seorang manajer keuangan harus mampu mengetahui segala aktivitas manajemen
keuangan, khususnya penganalisisan sumber dana dan penggunaan-nya untuk
merealisasikan keuntungan maksimum bagi perusahaan tersebut. Seorang manajer
keuangan harus memahami arus peredaran uang baik eksternal maupun internal.
Fungsi Manajemen Keuangan
Berikut
ini adalah penjelasan singkat dari fungsi Manajemen Keuangan:
- Perencanaan Keuangan, membuat rencana pemasukan dan pengeluaraan serta kegiatan-kegiatan lainnya untuk periode tertentu.
- Penganggaran Keuangan, tindak lanjut dari perencanaan keuangan dengan membuat detail pengeluaran dan pemasukan.
- Pengelolaan Keuangan, menggunakan dana perusahaan untuk memaksimalkan dana yang ada dengan berbagai cara.
- Pencarian Keuangan, mencari dan mengeksploitasi sumber dana yang ada untuk operasional kegiatan perusahaan.
- Penyimpanan Keuangan, mengumpulkan dana perusahaan serta menyimpan dan mengamankan dana tersebut.
- Pengendalian Keuangan, melakukan evaluasi serta perbaikan atas keuangan dan sistem keuangan pada perusahaan.
- Pemeriksaan Keuangan, melakukan audit internal atas keuangan perusahaan yang ada agar tidak terjadi penyimpangan.
Bila
dikaitkan dengan tujuan ini, maka fungsi manajer keuangan meliputi hal-hal
sebagai berikut :
- Melakukan pengawasan atas biaya
- Menetapkan kebijaksanaan harga
- Meramalkan laba yang akan datang
- Mengukur atau menjajaki biaya modal kerja
Tujuan Manajemen Keuangan
Tujuan
Manajemen Keuangan adalah untuk memaksimalkan nilai perusahaan. Dengan demikian apabila suatu saat perusahaan dijual, maka harganya dapat ditetapkan setinggi mungkin.
Seorang manajer juga harus mampu menekan arus peredaran uang agar terhindar dari tindakan yang
tidak diinginkan.
Analisis Sumber Dana dan
Penggunaannya
Analisis
sumber dana atau analisis dana merupakan hal yang sangat penting bagi manajer
keuangan. Analisis ini bermanfaat untuk mengetahui bagaimana dana digunakan dan
asal perolehan dana tersebut. Suatu laporan yang menggambarkan asal sumber dana
dan penggunaan dana. Alat analisa yang bisa digunakan untuk mengetahui kondisi
dan prestasi keuangan perusahaan adalah analisa rasio dan proporsional.
Langkah
pertama dalam analisis sumber dan penggunaan dana adalah laporan perubahan yang
disusun atas dasar dua neraca untuk dua waktu. Laporan tersebut menggambarkan
perubahan dari masing-masing elemen tersebut yang mencerminkan adanya sumber
atau penggunaan dana.
Pada
umumnya rasio keuangan yang dihitung bisa dikelompokkan menjadi enam jenis
yaitu :
- Rasio Likuiditas, rasio ini untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial jangka pendeknya.
- Rasio Leverage, rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa banyak dana yang di-supply oleh pemilik perusahaan dalam proporsinya dengan dana yang diperoleh dari kreditur perusahaan.
- Rasio Aktivitas, rasio ini digunakan untuk mengukur efektivitas manajemen dalam menggunakan sumber dayanya. Semua rasio aktifitas melibatkan perbandingan antara tingkat penjualan dan investasi pada berbagai jenis harta.
- Rasio Profitabilitas, rasio ini digunakan untuk mengukur efektifitas manajemen yang dilihat dari laba yang dihasilkan terhadap penjualan dan investasi perusahaan.
- Rasio Pertumbuhan, rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa baik perusahaan mempertahankan posisi ekonominya pertumbuhan ekonomi dan industri.
- Rasio Penilaian, rasio ini merupakan ukuran prestasi perusahaan yang paling lengkap oleh karena rasio tersebut mencemirkan kombinasi pengaruh dari rasio risiko dengan rasio hasil pengembalian.
thanks bngt ya mba
BalasHapussaya jadi terbantu untuk mengerjakan tugas
sekali lagi terimakasiihhh :-)